Sabtu, 10 Desember 2011

Benarkah Ukuran Mr P bisa ditambah

Cukup banyak cara yang diiklankan dapat menambah ukuran Mr P, termasuk di negara maju. Tetapi sejauh ini, pada umumnya hanyalah omong kosong, termasuk penggunaan tabung vakum dan oil Cina. Bahkan cara operasi yang dilakukan di AS pun banyak menimbulkan komplikasi, sehingga tidak diminati.

Penggunaan tabung vakum mungkin bermanfaat untuk menambah ukuran penis kalau dilakukan dalam masa perkembangan kelamin. Tetapi penggunaan tabung vakum dapat menimbulkan perdarahan di bawah kulit (hematom) akibat tekanan negatif udara di dalam tabung.

Mengenai oil Cina, tidak jelas apa kandungannya. Pernah diberitakan, isinya hanya minyak jarak, yang tentu tidak ada manfaatnya dalam kaitan dengan penambahan ukuran Mr P. Kalau isinya minyak jarak, efek sampingnya tidak ada. Mengenai cara urut yang banyak diberitakan, sepanjang dilakukan biasa saja, juga tidak menimbulkan efek samping. Tetapi yang pasti upaya seperti itu tidak ada gunanya. Kalau tidak ada manfaatnya, untuk apa dilakukan?

Anggapan Salah

Perlu dijelaskan lagi bahwa ukuran penis tidak dapat bertambah atau ditambah setelah pria mencapai tahap akhir perkembangan kelaminnya. Tahap akhir perkembangan kelamin pria dan wanita sekitar usia 16-17 tahun.

Jadi kalau benar anda masih mengalami penambahan panjang penis 1 cm, itu suatu hal yang luar biasa. Apalagi hanya dengan cara diurut. Kalau benar, seharusnya anda cukup puas dengan penambahan itu, walaupun tidak dapat dijelaskan mengapa dapat terjadi.

Tetapi tidaklah dipercaya telah terjadi penambahan panjang hanya dengan cara diurut begitu. Mungkin saja cara pengukuran yang anda lakukan tidak sama antara sebelum dan sesudah melakukan pengurutan.

Saya ingin menjelaskan bahwa panjang penis tidak berpengaruh dalam memberikan kepuasan seksual kepada perempuan. Tentu saja, asal saja Mr P dalam perkembangan normal. Ada beberapa faktor yang menentukan bagi kepuasan perempuan, yaitu fungsi ereksi, kontrol ejakulasi dan kontak emosional.

Sayang sekali banyak lelaki yang beranggapan salah, bahwa ukuran Penny sangat menentukan kepuasan seksual perempuan. Sayang juga, tidak sedikit perempuan yang terpengaruh dan mempercayainya. Akibat anggapan salah inilah, muncul berbagai upaya tidak rasional yang ditawarkan orang tertentu dengan tujuan mencari keuntungan. Bahkan tidak sedikit upaya yang merugikan masyarakat.

Makanya, perempuan juga dituntut untuk mengetahui mengenai masalah ini. Jadi, perempuan tak akan mudah ditipu dengan pemahaman yang salah seperti itu. Apalagi, jika tiba-tiba pasangan anda mengatakan niatnya untuk lakukan hal seperti itu, tentu saja anda takkan bingung, karna telah memahami masalah ini. (yz)

sumber

http://kamasutra-indonesia.blogspot.com

Malam Pertama

Ada Apa dengan Malam Pertama?

Merupakan sesuatu yang wajar jika malam pertama memiliki arti khusus bagi setiap pasangan suami istri. Di sinilah momen untuk pertama kalinya laki-laki dan perempuan yang baru diikat dalam tali pernikahan bertemu dalam satu ranjang pelaminan. Pertemuan pertama ini merupakan peristiwa penting dalam rangkaian ritual pernikahan dan dapat mempengaruhi secara psikologis terhadap perjalanan kehidupan rumah tangga selanjutnya.

Setiap pasangan pasti memiliki pengalaman yang berbeda dengan malam pertamanya. Sebuah pengalaman yang tidak menyenangkan bagi pihak suami atau istri di malam pertamanya boleh jadi akan mempengaruhi perjalanan rumah tangga mereka. Dua kisah berikut ini bukan rekaan melainkan kisah sebenarnya dengan nama yang disamarkan.

Ibu Lenny mengalami kekecewaan di malam pertamanya karena sang suami menurutnya cenderung kasar dalam memulai hubungan suami istri (jima') sedangkan dirinya menyukai kelemah lembutan. Kejadian ini terus membekas dan mempengaruhi ibu Lenny sehingga setiap kali melakukan jima' dengan suaminya ia sama sekali tidak dapat menikmati dan selalu merasa kesakitan. Di sisi lain ia juga tidak mampu berterus terang kepada suaminya mengenai keadaan ini, dan akibatnya hingga memiliki tiga orang anak ia merasa belum dapat mencintai suaminya!

Lain lagi pengalaman Bapak Danu yang terus menyimpan kekecewaan terhadap istrinya karena tidak menjumpai adanya darah di malam pertama dan karena itu ia menduga istrinya sudah tidak perawan lagi. Bapak Danu merasa dibohongi, karena istrinya tidak berterus terang tentang keadaannya sebelum mereka menikah, sedangkan untuk bertanya ia khawatir istrinya tersinggung. Dan yang terjadi akhirnya hingga delapan tahun usia pernikahan mereka Bapak Danu merasa tidak dapat mencintai istrinya.

Kita boleh saja mengomentari dua kejadian diatas dengan menyalahkan Ibu Lenny atau Bapak Danu, tetapi kenyataannya mereka tidak bahagia dalam rumah tangga mereka karena kecewa di malam pertama!

Islam dan Malam Pertama

Malam Pertama merupakan salah satu rangkaian ritual pernikahan yang mendapat perhatian dalam Islam. Nabi kita yang mulia mengajarkan apa yang seharusnya dilakukan pasangan pengantin pada malam pertamanya agar semua aktifitas bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Di antara tuntunan beliau SAW adalah:

Shalat Dua Raka'at Ketika Masuk Menemui Istri.

Setelah acara walimah/resepsi selesai dan suasana sudah tenang, suami akan masuk ke kamar pengantin untuk menemui istrinya. Pada saat itu disunnahkan bagi kedua mempelai melaksanakan shalat dua raka'at.

Membaca Do'a bagi Mempelai Laki-laki.

Setelah selesai melaksanakan shalat, disunnahkan bagi mempelai laki-laki untuk membaca do'a sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

"Jika salah seorang kamu menikahi perempuan, maka ia hendaklah membaca do'a :

'Allahumma inni as aluka khairaha wa khaira ma jabaltaha alaihi wa a'udzubika min syarriha wa min syarri ma jabaltaha alaihi'.

Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan yang telah Engkau adakan untuknya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan dari keburukan yang Engkau adakan untuknya. (HR Abu Dawud)

Mencairkan suasana dengan saling berdialog.

Jika setelah itu suasana masih kaku, biasanya bagi istri, sebaiknya suami tidak tergesa-gesa dengan langsung melakukan jima'. Simaklah kisah malam pertama Syaikh Asy-Sya'bi, seorang tabi'in terkenal yang menikahi seorang perempuan dari Bani Tamim bernama Zainab binti Hudhair. Syaikh Asy-Sya'bi menuturkan sebagaimana disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam kitabnya Ahkamun Nisaa':

"Setelah selesai walimah dan suasana kembali tenang, aku masuk menemuinya dan berkata, 'Sesungguhnya termasuk sunnah mengerjakan shalat dua raka'at. Lalu aku berdiri melakukannya dan memohon kepada Allah agar melimpahkan kebaikan di malam ini. Ketika aku berpaling ke kanan mengucapkan salam, aku melihatnya ikut shalat di belakangku. Kemudian ketika berpaling ke kiri, aku sudah melihatnya sudah berada di tempat tidurnya. Akupun mengulurkan tanganku, tetapi ia berkata, 'Sabarlah, sesungguhnya aku adalah perempuan yang asing bagimu. Demi Allah, kini aku sedang meniti jalan yang paling berat yang sebelumnya belum pernah ku alami. Engkau adalah laki-laki asing, aku belum mengenal perangaimu, maka ceritakanlah hal-hal yang engkau sukai untuk aku kerjakan dan hal-hal yang engkau benci untuk aku hindari. Akupun menjawab, 'Aku suka ini dan ini, aku benci ini dan itu,... sementara ia mendengarkanku dengan penuh perhatian. Akhirnya malam yang paling indah itupun aku raih."

Melakukan Jima'

Dalam melakukan jima' pertama ini hendaknya suami tidak tergesa-gesa. Keduanya hendaknya memperlakukan pasangannya dengan lemah lembut. Interaksi yang lemah lembut dan penuh kasih saying akan memudahkan mereka melakukan jima' pertama ini. Sebaiknya keduanya mempelajari terlebih dahulu adab-adab dan tata cara jima' yang diajarkan Rasulullah SAW. Sudah banyak buku karya ulama yang membahas tema ini, diantaranya Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin. Dalam salah satu pembahasannya beliau menulis tentang adab-adab jima' sebagai berikut:

Membaca Basmallah dan berdo'a sebelum melakukan jima'.

"Dari Abdullah bin Abbas ra, Rasulullah SAW bersabda: "Jika salah seorang kamu ingin berjima' dengan istrinya, hendaklah ia membaca: 'Bismillah, Allahumma jannibnaa asy-syaithana wa jannibi asy-syaithana ma rozaqtanaa' (Dengan nama Allah, Yaa Allah jauhkanlah syetan dari kami dan jauhkanlah syetan dari apa yang Engkau rizqikan kepada kami). Maka seandainya ditakdirkan dari hubungan itu seorang anak, anak itu tidak akan diganggu syetan selama-lamanya." (HR Bukhari dan Muslim)

Melakukan pemanasan (pengantar) jima'. Pengantar jima' dimaksudkan agar suami tidak mendatangi istrinya dalam kondisi istri tidak siap. Pada hakikatnya perempuan menginginkan dari laki-laki seperti laki-laki menginginkannya dari perempuan, hanya saja kesiapan perempuan untuk melakukan jima' tidak muncul setiap saat sebagaimana laki-laki. Beberapa pengantar jima' misalnya: saling mencumbu dengan melakukan hubungan ringan sebelum jima' dengan berciuman, berpelukan dan perbuatan yang lain yang kesemuanya dimaksudkan untuk memberi rangsangan dan membangkitkan gairah untuk melakukan jima'. Dengan melakukan pengantar jima' ini diharapkan keduanya dalam kondisi benar-benar siap untuk berjima' sehingga keduanya dapat meraih kepuasan.

Melakukan jima' tanpa tergesa-gesa. Lakukanlah jima' dengan kelembutan dan penuh kasih sayang. Jika dalam melakukan jima' pertama ini ternyata masih terdapat kesulitan, jangan tergesa-gesa untuk menyelesaikannya pada saat itu juga. Bersabarlah, mungkin akan mudah setelah berlangsung beberapa hari. Dan apabila suami mencapai kepuasan lebih dulu, hendaknya tidak tergesa-gesa beranjak dari istrinya, tunggulah sampai istri dapat meraih kepuasan.

Dengan memperhatikan tuntunan Rasulullah SAW tersebut malam pertama disamping akan menjadi kenangan indah bagi kedua pihak, sekaligus juga bernilai ibadah disisi Allah SWT.

Nah, bagaimana dengan malam pertama Anda?

Sumber : Majalah Safina No. 10 Tahun I, Januari 2004.